Sejarah berdirinya pencak silat di jelekong khususnya bernama Budaya Panglipur Giri Harja berdirinya tahun 1997 yang didirikan oleh bapak Asep Suganda yang memang asli lahir di daerah Jelekong. Alasan bapak Asep Suganda mendirikin silat ini adalah adanya rasa cintanya yang begitu besar karena sedari dini sudah belajar pencak silat dan semakin kesini semakin mendalami ilmu – ilmu pencak silat khusunya di panglipur.
Pencak silat Budaya Panglipur Giri Harja memiliki pelatih sebanyak 6 orang diantaranya ada 4 orang laki – laki dan 2 orang Perempuan. Untuk frekuensi latihan di Budaya Panglipur ini tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari Rabu, Jumat dan Minggu. Untuk hari Rabu dan Jumat latihan dari jam 16.00 – 18.00 WIB sementara untuk hari Minggu latihan dari jam 08.00 – 10.00 WIB jadi lamanya jam pada saat latihan itu 2 jam.
Dari hasil latihan yang cukup intens tentunya pencak silat Budaya Panglipur Giri Harja sering pendapatkan prestasi diantranya yaitu pernah menjuarai SGI Trournamen 2018 yang ada di Depok dan bisa meraih juara umum 1, juara terbaik 1. Selajutnya ada kejuaraan ABDIMASPI (Masyarakat Pencak Silat Indonesia) Pendekar yang Ke 3 yang diaadakan di Balai Kota pencak silat Budaya Panglipur Giri Harja berhasil meraih 9 mendali dengan berbagai macam kategori.
Tidak hanya banyaknya mendali dengan berbagai kategori bisa diraih, namun Pencak Silat Budaya Panglipur Giri Harja memiliki ciri khas tertentu yaitu memakai alat musik gamelan seperti saron, bonang, dan lain sebagainya yang memang mencirikan ke Giri Harjaan dan perguruan yang lain jarang memakainya.
Selain mengukir prestasi yang cukup mentereng, Pencak Silat Budaya Panglipur Giri Harja pernah mengadakan tiga kali event kejuaraan di Padepokan Giri Harja yaitu pada tahun 2018 yang diberi nama Festival Pencak Silat Giri Harja CUP 1 se – Jawa Barat, selanjutnya tahun 2019 Festival Pencak Silat Giri Harja CUP 2 se – Jawa Barat dan yang terakhir pada tahun 2020 yaitu Festival Pencak Silat Giri Harja Open 3 bahkan untuk kejuaraan yang ke 3 ini peserta yang mendaftar sampai 2000 peserta. Dan dengan hebatnya lagi kejuaraan ini di organized oleh Pencak Silat Budaya Panglipur Giri Harja itu sendiri.
Jika seseorang ingin menjadi seorang pesilat intinya adalah ada rasa keinginan terlebih dahulu dalam dirinya untuk belajar dan keinginan untuk mengetahui tetang pencak silat. Dengan adanya rasa keinginan yang tinggi barulah digembleng sebagai adab budi pekerti luhur. Setelah memenuhi syarat itu barulah kita mengajarkan ilmu – ilmu Budaya Panglipur.
Untuk memotivasi anak muda karang taruna tiada lain adalah dari ketua karang tarunya itu misalkan ada rutinitas silaturahmi pertemuan sambil belajar ilmu – ilmu pencak silat dengan diadakannya jadwal tertentu agar semua masyarakat lebih lagi memperdalam ilmu pencak silat. Dengan adanya pemerdayaan dari kaum generasi muda tentunya pencak silat ini akan terus bertahan dan berkembang. Selain untuk karang taruna, tentunya untuk generasi muda mudi, masyarakat, dan semua orang yang berkepentingan cintailah pencak silat ini dengan cara berlatih baik itu di Budaya Panglipur Giri Harja ataupun di perguruan – perguruan yang lain.